Cerita Putri Ulin By : Anas A. Zaini


PUTRI ULIN

Pada zaman dahhulu, hiduplah seorang putri bernama putri Ulin. Sejak kecil ia tinggal sendirian di dalam hutan. Kedua orang tuanya sudah meninggal saat ia masih kecil. Ayahnya mati karena diterkam harimau, sedangkan ibunya meninggal pula tak lama setelah tidak tahan menahan kesediahannya.
Hari demi hari dilaluinya sendiri. Hal tersebut membuat putri Ulin dapat hidup mandiri. Sesekali ia teringat pada kedua orang tuanya. Ia pun juga sering menangis, tetapi dia tetap tegar, karena kehilangan orang tua bukan akhir dari segalanya.
Pada suatu hari putri Ulin sedang termenung dibawah pohon yang rindang. Kancil yang sedang mencari makan melihat putri yang sedang termenung itu. Kancil pun mendekatinya. “Hai putri Ulin”, seru kancil
“Hai Kancil, tumben kamu lewat sini.” sahut putri Ulin
“Aku tadi lagi mencari makanan, tetapi aku lihat kamu sedang termenung sendirian dibawah pohon, ada apa?”
“Ah, tidak apa-apa, aku hanya teringat pada orang tuaku saja, aku ingin membalas harimau yang telah membunuh ayahku, apakah kamu bisa membantu?”
“Wah, kalau aku yang membantumu menuntut balas, kita pasti akan menjadi santapan lezat bagi harimau, tetapi aku pasti mau membantumu, tetapi bagaimana caranya?”
Mereka berdua diam sejenak mencari ide bagaimana caranya membalas perbuatan harimau. Jika hanya mereka berdua, mereka tidak berani karena harimau adalah seekor pemangsa yang sangat ganas. Setelah lama berfikir, akhirnya kancil menemukan cara untuk membalas harimau.
“Aha, putri aku tahu caranya menuntut balas pada harimau itu.” sentak kancil mengagetkan.
“Bagaimana, cil, bagaimana?”, putri pun penasaran.
“Begini caranya, kita kumpulkan semua binatang yang berbadan besar, kemudian kita serang harimau itu”
“Hmm, bagus juga idemu cil, baiklah besok pagi kita kumpulkan hewan-hewan berbadan besar disini, kemudian kita serang harimau tersebut.”
Mereka pun pulang kerumahnya masing-masing. Putri Ulin sudah tidak sabar lagi menantikan hari esok. Ia mempersiapkan dirinya sehingga dia dapat membalaskan dendamnya pada harimau. Ia pun tidur tidak terlalu larut malam.
Pada saat putri tidur, dia bermimpi didatangi oleh ayahnya. Dalam mimpinya, ayahnya berpesan untuk tidak membalas kepada harimau, karena membalas dendam itu perbuatan yang tidak baik. Putri pun terbangun tiba-tiba dan kemudia ia berfikir sejenak tentan apa yang ada di mimpinya.
Paginya, semua hewan yang besar-besar dikumpulkan oleh kancil. Putri datang dalam keadaan gelisah.
“Hai putri, kenapa kamu gelisah begitu, bukankah hari ini hari yang kau tunggu-tunggu?”
“Aku lagi bingung nih, Cil, aku tadi malam bermimpi bertemu ayahku, dan ia berpesan kalau aku tidak boleh membalas dendam kepada harimau, tetapi aku ingin sekali membalas dendam pada harimau.” kata putri kebingungan.
“Sudahlah, kalau itu memang pesan ayahmu, tidak usahlah kita membalas dendam pada harimau.”
“Terus bagaimana dengan hewan yang telah kamu kumpulkan ini?”
“Tidak apa-apa, mereka bisa dibubarkan.” kancilpun membubarkan kumpulan hewan yang besar-besar itu,
“Trima kasih cil, kemu memang mengerti apa yang aku inginkan.”
“Sama-sama putri, sekarng cobalah untuk tidak lagi ingin membalas dendam pada harimau.”
“iya cil, akan aku coba.”
Hari demi hari dilalui putri Ulin sambil mencoba melupakan dendam pada harimau. Tidak lama setelah kejadian itu, terdengar berita kalau harimau tersebut telah mati kerena berebut mangsa dengan harimau lain. Tetapi putri Ulin tidak gembira dengan berita tersebut, karena ia juga berfikir bagaimana keluarga yang ditinggalkan, pasti sama-sama bersedih sama seperti dia.

0 komentar:

Posting Komentar